PENGARUH STIMULASI CLAY THERAPY TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA PASIEN ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO
Abstract
Anak yang menjalani hospitalisasi mengalami gelisah, panik, memukul-mukul orang tuanya, dan sampai berteriak keras hingga menangis. Anak dapat mengalami stres karena perubahan status kesehatannya dan memiliki keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh clay therapy terhadap kecemasan akibat hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimental dengan rancangan the one group pre-post test design Variabel bebas dalam penelitian ini adalah clay therapy (Lilin malam). Variabel terikat (variabel dependen) adalah kecemasan. Populasisemua anak usia (3-6 tahun) yang dirawat di ruang anak RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.menggunakan teknik consecutive samplingInstrumen penelitian clay therapy menggunakan lilin Pengolahan data dilakukan dengan melewati beberapa tahapan Editing, Coding, Entry data, Tabulating, Analisis data menggunakan uji ”wilcoxon sign rank test. Kecemasan responden sebelum diberikan clay therapy sebagian besar mengalami kecemasan berat Kecemasan responden setelah diberikan clay therapy sebagian besar mengalami kecemasan sedang Ada pengaruh stimulasi clay therapy terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada pasien anak usia pra sekolah di ruang anak RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto tahun 2014. Berdasarkan hasil uji wilcoxon Signed Ranks Test nilai signifikan 0,000 < nilai α = 0,050. Satu upaya pengembangan ilmu keperawatan lebih lanjut khususnya dalam mengatasi kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah
References
Depkes. (2010). Tabel Standar Pelayanan Minimal Indikator Indonesia Sehat 2010. http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 06 Maret 2011.
Hawari, D. (2004). Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Hidayat, A.A. (2008). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infant and children. (8 th edition). Canada: Mosby Company.
Landerth, G. (2004). Play therapy interventions with chidren's problems. Northvale, NJ: Aronson.
Potter, P.A & Perry .(2005). Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4. Jakarta : EGC.
Pravitasari, A. & Edi, W.B. (2012). Perbedaan tingkat kecemasan pasien anak usia prasekolah sebelum dan sesudah program mewarnai. Journal Nursing Studies Vol 5 no 1 tahun 2012 halaman 16-21.
Rahmani, P. & Moheb, N. (2010). The effectiveness of clay therapy and narrative therapy on anxiety of pre-school children: a comparative study. Procedia Social and Behavioral Science 5 (2010) 23-27.
Saryono. (2009). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Purwokerto: UPT. Percetakan dan Penerbitan Unsoed.
Schaefer, C. & Kaduson, H.G. (2006). Cantemporary play therapy: theory, research, and practice. New York: A Division of Guilford Publication. Sherwood, P. (2004). The healing art of clay therapy. Australia: ACER Press.
Subardiah, P.I. (2009). Pengaruh permainan therapeutik terhadap kecemasan, kehilangan kontrol dan ketakutan anak prasekolah selama dirawat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek propinsi lampung. Thesis. Depok: Universitas Indonesia.
Suliswati, Payapo, T.A., Maruhawa, J., Sianturi, Y. & Sumijatun. (2005). Konsep dasar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Widianti, C.R. (2011). Pengaruh senam otak terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Thesis. Depok: Universitas Indonesia.
Wong, D.L. (2007). Whalley & wong’s nursing care of infants and chidren. St. Louis: Mosby Company.
Yusuf, S. (2002). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
and endocrine features and response to pulsatile gonadotropin releasing hormone’. Lancet: 1375-1379
Adashi EY. 1996. Hyperinsulinemic Androgenisme : ‘A Pathophysiologic Paradox’. In : Chang RJ. Polycistic Ovary Syndrome. Serono Symposia USA Inc. Massachusetts.: 245-64
ADA. 1997.’Consensus Development Conference on Insulin Resistance’. 5-6 November. Diabetes Care, Vol. 21: 2;310. Available online at: http://www.diabetes.org/Diabetes Care/ 1998-02/pg 310
Apter D, Butzow T, Laughlin GA and Yen SS. 1994. ‘Accelerated 24 Hour luteinizing hormone pulsatile activity in adolescent grils with hyperandrogenisme’ : relevance to developmental phase of polycystic ovarian syndrome. J. Clin Endrocrinol metab.79 :1 : 119-25
Azziz R. 2002 . Editorial ; ‘Polycyctic Ovary Syndrome , Insulin Resistence and Moleculer Defect of Insulin Signaling’. The Journal of Cinical Endocrinology and metabolism. 87: 9 : 4085
Balen AH and Dunger D. 1995. ‘Pubertal maturation of the internal genitalia.
Ultrasound Obstet’. Gynecol. 6: 164-165
Battaglia C, Regnani G, Petraglia F, Primavera MR, Salvatori M and Volpie A. 1999. ’Polycystic ovary syndrome : is always bilateral Ultrasound Obstet’. Gynecol.14: 183
Brassard and Maryse. 2008. ‘Basic Infertility Including Polycystic Ovary Syndrom’ .Med Clin N Am. 92 : 1163–1192
Bonora E, Targher MD, Alberiche M, Bonadonna RC, Saggiani F and Zenere MB. 2000. ‘Homeostatis Model Assesment Closely Mirrors the Glucose Clamp Tekhnique in the Assesment of Insulin Sensitivity’. Diabetic Care. 23: 57-63
Campbell S, Goessens L, Goswamy R and Whitehead M. 1982 ‘Real-time ultrasonography for determination of ovarian morphology and volume’. Lancet, 1: 425-428
Cheung AP, Lu JKH, Chang RJ. 1996. ‘Hypothalamic-Pituitary Dynamics in Polycystic Ovary Syndrome’. Serono Symposia USA Inc. Massachusetts. 254 – 64
Deng WL. 1978. Preliminary studies on the Pharmacology of the Andrographis
product sodium succinat .
Depkes RI. 2009. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta
![](<p><a%20href="https://api.whatsapp.com/send?phone=+6281235688499"%20target="_blank"%20rel="noopener"><img%20src="/public/site/images/admin/unnamed1.png"%20width="280" height="138" /></a></p>)
